Kamis, 02 Maret 2023

Untuk Adikku Para Calon Jurnalis

 


Wahai adikku para calon jurnalis.

Aku mengabadikan momen ini 4 tahun yang lalu, saat mengikuti pelatihan menulis berita. Pemateri adalah jurnalis senior Majalah Tempo, sayang kulupa namanya. Kata beliau, “jurnalis itu satu kaki di surga, kaki lainnya di neraka.” Tulisan yang mengantarkan kepada kebaikan akan membawanya ke surga. Sebaliknya, tulisan yang keji akan mengantarnya ke neraka.

Dunia jurnalisme mengenal pepatah lama: “Bad news is good news.” Semakin buruk suatu peristiwa/keadaan, khalayak ramai akan semakin tertarik membaca berita itu. Tentu saja makin banyak dibaca makin “cuan.”

Kita berada di era digital, dimana portal berita mengejar click-bait, strategi untuk meningkatkan jumlah audiens pada sebuah konten. Strategi ini biasanya berupa judul yang menarik perhatian, bahkan kadang provokatif. Jika digunakan dengan bijak dan tidak berlebihan, click-baik sebenarnya tidak buruk. Tapi kita juga berada di tengah masyarakat yang tingkat literasinya masih menjadi PR bersama. Banyak pembaca yang merasa sudah puas membaca judul, dan malas membaca konten secara utuh. Sehingga click-bait membuat pembaca tersesat dan gagal paham.

Kembali ke soal materi, saat itu beliau mengupas 5 nilai  yang harus dipegang oleh para jurnalis:

1.       Kebenaran

Jurnalis hanya boleh menyampaikan fakta yang benar terjadi. Tidak boleh menambah atau mengurangi materi.

2.       Keadilan

Jurnalis harus mengambil posisi netral, tidak condong ke pihak manapun. Ia juga wajib melakukan “cover both side,” menyajikan informasi dari semua pihak terkait.

3.       Kemerdekaan

Jurnalis adalah pihak independen, tidak terpenjara oleh dominasi pihak lain. Harus tahan suap dari penguasa atau tekanan dari pemasang iklan.

4.       Akuntabilitas

Jurnalis harus bisa mempertanggungjawabkan semua yang ia tulis. Data-data yang menjadi dasar tulisan harus disimpan baik-baik, berjaga seandainya suatu saat diperlukan.

5.       Kemanusiaan

Pembaca maupun penulis berita adalah sama-sama manusia.  Menghormati dan menghargai sesama adalah sikap yang harus dipelihara ketika jurnalis menyampaikan berita.

 

Wahai adikku para calon jurnalis, penamu adalah pedang. Sampaikan fakta secara utuh. Salah katakan salah, benar tuliskan benar. Bayangkan jika tulisanmu mengakibatkan para pembacamu ramai-ramai  menusukkan pedang ke pihak yang kau tuduh, sedangkan ia seharusnya tidak bersalah. Bawalah rejeki halal ke anak istrimu dengan menyampaikan fakta yang benar, adil, merdeka, akuntable, dan mengedepankan hati nurani.

Salam sayang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar