Akhirnya saya berkesempatan singgah di kota ini. Sehari sebelum berangkat, teman-teman kantor kompak ngeledek, "MAMUJU - MAju MUndur JUrang, gak ada apa-apa disana. Hmm. apa iya? batin saya. Bukankah statusnya ibukota provinsi?
Selain menjenguk suami, agenda saya disana adalah membersamai ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPKP Perwakilan Sulawesi Barat. Mereka mengadakan pelatihan kewirausahaan dalam rangka ulang tahun DWP dan memperingati Hari Ibu. Kebetulan saya diminta untuk mengajarkan ketrampilan merajut. Selain saya ada dua narasumber lain, yaitu Bu Kaper -Tuti Harry Bowo yang mengajarkan ketrampilan coklat praline dan Bu Dharma Biarawati Soenyoto, pendamping dari Diskoperindag-UMKM Provinsi Sulawesi Barat
Langit biru berhias awan putih menemani si burung besi terbang
dari Cengkareng menuju bumi Manakarra via Makassar. Perjalanan udara dari
bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Makassar kami tempuh selama 2 jam
30 menit. Sedangkan durasi perjalanan dari Bandara Hasanuddin - Bandara Tampa Padang
adalah 55 menit.
Perjalanan ini tidak terasa membosankan. Ketika pesawat mulai memasuki siluet huruf K, jajaran pulau-pulau kecil menyapa. Perpaduan yang elok antara birunya laut, pasir putih, dan pohon hijau memanjakan mata. Awan putih berarak-arak, langit luas tak terbatas, menegaskan bahwa kita ini sungguh makhluk kecil tak berdaya. Tak berhak jumawa.
Sepuluh menit sebelum mendarat, deretan jurang lebar menyambut kami. Ternyata benar kata mereka: maju mundur jurang. Perbukitan dan hamparan pantai saling berpagutan membentuk irama harmoni. Saling melengkapi.
Berdasarkan laman resmi Provinsi Sulawesi Barat www.berita.sulbarprov.go.id, provinsi ini berdiri pada tanggal 5 Oktober 2004 melalui UU No. 26 Tahun 2004. Mamuju dipilih sebagai ibu kota, dan menjadi salah satu dari tujuh ibu kota provinsi di Indonesia yang belum bersatus otonom. Enam kota lainnya adalah Manokwari di Papua Barat, Sofifi di Maluku Utara, Merauke di Papua Selatan, Nabire di Papua Tengah, Tanjung Selor di Kalimantan Utara, dan Wamena di Papua Pegunungan.
Luas wilayah provinsi di pinggang Sulawesi ini 16,796.19 km²
dengan jumlah penduduk sebanyak 283.282
jiwa. Bandingkan dengan Provinsi DKI Jakarta yang luasnya hanya 661,52
km, tetapi jumlah penduduknya 38 kali lipat (10,6 juta jiwa). Saya yang terbiasa
dengan kemacetan dan hiruk-pikuk ibukota, jadi betah dengan situasi kota kecil
ini. Udara terasa segar dan kemana-mana lancar.
Pasca dihantam gempa bumi berskala 6,2 skala
Richter di tahun 2021, kota yang semula hancur lebur kini mulai berbenah.
Beberapa gedung pemerintahan telah dibangun kembali. Masyarakat mendapatkan
subsidi berupa uang tunai dari pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
untuk membangun kembali rumah-rumah mereka yang roboh. Perekonomian perlahan mulai menggeliat. Toko dan rumah makan bermunculan.
Hari ketiga saya berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) di Jl. Dr. Sam
Ratulangi No.73, Binanga. Berbagai jenis ikan laut segar dijual dengan
harga murah. Sekilo ikan tongkol cuma dihargai Rp10 ribu. Baronang, kerapu,
tuna, cakalang, tenggiri lengkap ada disini. Saya menahan diri untuk tidak
memborong ikan, beli secukupnya saja. Mengingat kami hanya berdua, dan suami (sebagai
jomblo lokal) tidak punya alat lengkap untuk memasak.
Ikan
segar tak hanya bisa kita beli dari TPI, tetapi juga di pasar tradisional, baik
Pasar Lama maupun Pasar Baru Mamuju. Pasar Lama setidaknya pernah mengalami lima kali
kebakaran, terakhir pada 26 Februari 2023. Kebakaran tersebut diduga akibat
korsleting listrik dari lapak pedagang. Kondisi drainase yang kurang baik serta
kurangnya pengelolaan sampah mengakibatkan bau yang kurang sedap. Penataan
lapak pedagang kurang rapi, sehingga terkesan semrawut. Meskipun begitu, pasar
ini tetap menjadi favorit ibu-ibu setempat, karena sangat lengkap dan harganya murah.
Setelah terbengkalai selama kurang
lebih 2 tahun, Pasar Baru Mamuju di jalan Abd. Syakur diresmikan pada 14 April
2021. Kondisi pasar yang pembangunannya menghabiskan dana sebesar Rp5 miliar ini cukup rapi.
Pelataran difungsikan sebagai area parkir yang mampu memuat banyak kendaraan, mobil maupun motor.
Sayur-mayur, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya bisa kita beli disini.
Tak terasa sudah empat hari saya berada di kota ini. Saatnya kembali ke kehidupan nyata. Menjalani Long Distance Marriage (LDM) dengan bapaknya anak-anak. Kami harus menjalankan peran masing-masing. Suami menjemput rejeki di Sulawesi, sedangkan saya mengurus anak-anak di Jakarta. Meski tak mudah, ada Allah yang selalu menjaga.
Mamuju, kutitipkan suamiku padamu.
Mamuju, Sulawesi Barat
Desember 2023
selama ini cuma dengerin cerita mamuju, majene, mamasa, malili dari saudara-saudara..moga bisa kesampaian disana
BalasHapusAmiiin...
HapusIndonesia indah banget. Foto dan tulisannya keren, mbak
BalasHapus